Rabu, 31 Agustus 2016

Ini Rahasia

"Kau mau pulang sekarang?" Tanyaku.
"Tidak ada alasan untuk tetap disini kan?"
Aku mengernyitkan dahi. "Kau marah?"
"Tidak."Jawabnya sambil memasukkan barang-barangnya ke dalam tas. Bolpoin, kertas binder, laptop, dan chargernya.
Aku mengeluarkan secarik kertas kemudian menuliskan sesuatu disana. Dia meliriknya.
"Apa itu?"
"Rahasia." Ku bilang, kemudian melipatnya dan ku taruh di saku bajuku.
Dia mengernyitkan dahinya lagi. "Ya sudah." Katanya sambil menutup tas.
"Kamu nggak penasaran?"
"Bukannya kamu bilang rahasia?"
"Iya. Kamu nggak penasaran?"
Dia menghela nafas, menoleh ke arahku. "Jadi, apa itu?"
"Rahasia." Jawabku lagi.
"Bisan, kau sedang bermain-main denganku? Sudahlah, lupakan."Katanya lagi, kemudian beranjak pergi.
"Kamu."
"Eh?" Dia berbalik mendengar perkataanku.
Aku membuka kertas yang kulipat tadi kemudian kutunjukkan padanya.
Mukanya memerah setelah membaca tulisanku.
"Itu...."
"Ini rahasiaku, sekarang sudah menjadi rahasiamu juga."
Dia terdiam memandang kertas yang ditanganku. "Aku... Aku pulang dulu."Katanya.
"Ya."Jawabku, aku melihatnya berbalik melewati pintu kelas dan menghilang dari pandanganku.
Aku tersenyum, membalik kertas yang sedari tadi ku pegang, rahasiaku. Namamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar