Selasa, 17 April 2012

Like Ran, to be PATIENT

Ran Mouri adalah tokoh dalam Detective Conan yang menurut saya paling 'melas'. Gimana nggak, pada lupa ya? Kan Shinichi tubuhnya mengecil, dan Ran tak mengetahui apa yang terjadi pada Shinichi. Bahkan dalam ketidaktahuannya seperti itu, Ran tetap masih saja sabar menunggunya. Bodoh? Itu bukan bodoh namanya, tapi kesetiaan. Berkali-kali Ran selalu menampakkan wajah sayu ketika teringat Shinichi. Itu yang membuat saya terenyuh ketika melihat Detective Conan. Ayo dong Gosho Aoyama, Conan-nya di gedein lagi. Kasian tu, anak orang dibuat menunggu. Hehe :P.
Dalam Detective Conan Movie 7 “The Croossroad of Ancient Capital” Ran mengobrol dengan Sonoko seperti ini, Sonoko said,”I’m not good at waiting for people. Isn’t that true for you as well, Ran?” And you know what her answer? She said,” Really? I don’t mind waiting for people. Because the longer you wait, when you do meet…. You’ll be more happy!”
What the answer! Beruntung ya Shinichi punya cewek kayak Ran. How incredible she is! Sebenarnya ini bukan tentang seberapa lama kita menunggu, tapi tentang seberapa besar kita bersabar untuk mereka. Kelihatannya memang mudah, tapi siapa sih yang suka menunggu? Mungkin cuma Ran yang bisa sesabar itu:D. Ketika Berkali-kali kencannya gagal karena Shinichi ada kasus, dia tak pernah complain. Namun, Shinichi bukanlah orang yang tak tepat janji, dia selalu berusaha datang sekalipun itu sangatlah terlambat! Bahkan ketika tempat janjian mereka sudah tutup, paling tidak dia telah berusaha menepati janjinya. Dan kalian tahu, 2 jam Shinichi terlambat datang. Ketika kebanyakan orang akan meninggalkan tempat itu ketika orang yang mereka tunggu tak kunjung datang, Ran masih disana. Ran hanya berkata,”I’m glad. I thought that something had happened to you and I was really worried.” Bayangkan ketika ketika ada ditempat itu sebagai Ran. Mungkin sindiran atau bahkan cacian yang akan keluar.
Belajar dari Ran, menunggu tak seburuk yang dibayangkan. Asalkan orang yang kita tunggu pun juga konsekuen dengan janjinya. Seperti Shinichi misalnya. Sepertinya benar apa yang dikatakan Ran, hal itu malah akan membuatnya menjadi bahagia ketika bertemu dengan orang yang ditunggu. Gosho Aoyama selalu menyajikan pertemuan mereka dengan tak terduga dan tentu saja romantis! Meskipun hanya beberapa detik, dan Ran kembali dibuat menunggu lagi tapi bagi Ran sepertinya itu cukup untuk mengobati rasa rindunya. Haia, kalo Shinichi mah jelas dia seorang detective Ran pasti berpikir ‘lumrah’ bila dia sering ditinggalkan. Meskipun bukan demikian alasan sebenarnya. Untuk kali ini, kita bisa belajar satu lagi. Kita tak perlu alasan untuk selalu menunggu, kita hanya perlu bersabar dan menampakkan wajah bahagia ketika bertemu. Got it?

A heart is more dangerous than 'BOM'!


Be careful! Ketika hati sudah terluka, luka itu kan terus ada. Bagaimanapun usaha untuk melupakannya luka selalu membekas. Ketika anda memilih untuk membiarkan luka itu selalu membekas tanpa ingin mencari penawarnya maka luka itu akan semakin membesar. Seperti retakan kecil yang bila dibiarkan terus menerus maka retakan itu akan menjadi lubang besar yang akan berbahaya bagi diri anda sendiri. Muluk-muluk bagi orang lain, jiwa anda terlalu rapuh menahan lubang yang terbiarkan melebar. Bila seperti ini hal yang sering dan paling gegabah dilakukan adalah MARAH.
Ketika anda marah, jangan dikira itu akan melegakan. Di lain sisi ketika anda marah, maka secara langsung anda membuat goresan luka pada orang lain yang kena damprat-nya. Mungkin menurut anda setelah anda marah-marah seperti itu masalah akan selesai, tapi belum tentu demikian bagi orang lain. Kemarahan anda malah akan membuat luka-luka lain yang akhirnya menjadi luka yang tak berujung. Seolah mendramatisir, tapi ini kenyataan. Semuanya nyata seperti yang saya alami.
Kenyataannya seseorang denganmudahnya mengucapkan kata maaf tapi belum tentu hatinya berkata hal yang sama. Jauh di lubuk hatinya ada sedikit luka yang tersisa. Kemudian bila orang yang sama melakukan kesalahan berulang kali apalagi dengan hal yang sama tak ayal luka yan sebelumnya terlupakan karena hanya retakan kecil mulai membesar dan akhirnya bisa-bisa bom amarah meledak.
Bukan salah siapa-siapa, ini hanya persoalan kemampuan menjaga hati dan menjaga tutur kata. Bukan hanya diri anda sendiri yang ingin dimengerti tapi orang lain pun ingin dimengerti. Lalai, memang hal yang lumrah terjadi tetapi meminimalisir kelalaian bukanlah hal yang tabu untuk dicoba bukan? Menempatkan diri sebagai orang lain yang anda ajak bicara adalah salah satu cara termudah untuk saling menjaga hati. Menempatkan positif thinking diatas segalanya adalah hal mutlak yang harus dilakukan ketika berkomunikasi. Karena itu mampu menyingkirkan keadaan salah paham yang seringkali terjadi akibat kita sering menduga yang tidak-tidak alias negative thinking. Belajar untuk berpositif thinking dapat membuat kita lebih tenang dan labih dihargai orang lain. Jadi, saling jaga hati adalah solusi yang tepat untuk meminimalisir ledakan yang lebih besar dari “BOM”. SO, Save our heart!