Jumat, 13 November 2015

Mereka, Sama Bukan?

Bagaimana mengatakannya, deskripsi saya masih dangkal. Berdebat dengan mereka, saya ternyata telak cenderung baru mengerti. Bukan begitu, ini begini, buka juga mata dan pikiran.
Tidak boleh menyamakan semua orang, masing-masing memiliki keyakinan dan ketulusan sendiri. Kalau mereka tidak? Mungkin kita sendiri kurang dalam ketulusan juga. Itu penghiburan diri saja, agar memang, iya, saya yang salah.
Sejauh ini sudut pandang saya masih sama, meskipun itu tidak bisa diyakini secara permanen. Hanya ada dua tipe, yaitu ayah dan mereka. Mereka dalam hal ini saya anggap sama, meskipun saya tahu tidak boleh sama. Mungkin karena itu keterpakuan saya belum hilang, pergian saya belum sejauh senja tenggelam.
Kenapa ini? Mereka memang sama kan? Itu sendiri pun sadar diucapkan, lalu pola pikir saya harus bagaimana menangkapnya. Kenyataan saya terus mengiyakan di sekitar saya. Kalau ini memang sebenarnya, adakah yang sebenarnya bukan?